Selasa, 02 Juni 2015

TEKHNIK PENGOLAHAN LAHAN SAWAH




         Pengolahan tanah sawah  bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–kegiatan sebagai berikut:

        a.    Pembersihan

        Pematang sawah dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat agak tinggi, dicangkul membuat 
semacam saluran (pojokan) agar mudah dalam proses penyingkalan.  Fungsi utama Pematang disaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.

    Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan. Kegiatan tersebut bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.

       Jerami tersebut dapat diangkut ke tempat lain untuk pakan ternak, kompos, atau bahan bakar bisa juga jerami ditumpuk atau dikumpulkan di pematang setelah disingkal tebarkan jerami tersebut secara merata pada lahan sawah, lalu sawah tersebut direndam agar jerami cepat membusuk (7 hari) Pembersihan sisa–sisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan dan cangkul.

       b.   Pencangkulan



      Setelah dilakukan perbaikan Pematangdan saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.


          c. Pengolahan 1 (penyingkalan)

          Pembajakan tanah dilakukan dengan dengan menggunakan mesin traktor. Sebelum dibajak, tanah sawah digenangi air agar gembur. Lama penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan persiapan tanam. Pembajakan bertujuan agar pori pori tanah kembali terbuka, tanah lapisan dibalik dengan menggunakan singkal dengan kedalam 15-20 cm. Dengan pembajakan ini diharapkan gumpalan–gumpalan tanah terpecah menjadi kecil–kecil.






d. Pengolahan 2 (penggaruan dan meratakan)







          Gumpalan tanah tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata. Setelah itu lakukan perataan tanah menggunakan alat tradisional berupa bambu yangg ditarik manusia, agar permukaan lahan benar benar rata sehingga memudahkan dalam pengeringan dan pengairan sawah. Pada petakan sawah yang lebar, perlu dibuatkan bedengan–bedengan. Antara bedengan satu dengan bedenglainnya berupa saluran kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi galengan yang berguna untuk memperlancar air irigasi.
             Airi sawah selama satu minggu sebelum tanam agar tanah dapat menyimpan air dengan baik. Dua hari sebelum tanam lakukan pengguratan atau membuat pola tanam sehingga tanaman tertata rapi.



  • Pengolahan tanah merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap hasil padi selain faktor-faktor lainnya seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit dll
  • Pengolahan tanah dapat dilakukan secara kering atau basah. Tetapi yang biasanya dilakukan pada umumnya adalah secara basah
  • Cara pengolahan tanah dapat menggunakan tenaga manusia, hewan atau alat-alat mesin pertanian.
Secara Umum Pengolahan tanah meliputi 3 fase:
  1. Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
  2. Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah.
  3. Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.
  • Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman
  • Pengolahan tanah dengan cara basah yaitu tanah sawah dibajak dalam keadaan basah dan digaru memanjang dan menyilang sampai tanah melumpur dengan baik.
  • Pengolahan tanah paling lambat 15 hari sebelum pemindahan bibit
Ciri-ciri tanah yang telah selesai olah dan siap untuk ditanami:
  1. Tanah terolah sampai berlumpur
  2. Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
  3. Permukaan tanah rata
  4. Pupuk tercampur rata
  5. Bersih dari sisa gulma dan tanaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar